Lompat ke isi

Lembaga Kantor Berita Nasional Antara: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°10′52″S 106°49′26″E / 6.181°S 106.824°E / -6.181; 106.824
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Update infobox
merapikan dan menghapus info yang berlebihan
Baris 2: Baris 2:
{{Infobox company
{{Infobox company
| name = Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara
| name = Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara
| former_name = NV Kantor Berita Antara <small>(1937 - 1962)</small><br/>Lembaga Kantor Berita Nasional Antara <small>(1962 - 2007)</small>
| former_name =
| logo = Logo Antara.svg
| logo = Logo Antara.svg
| logo_size =
| logo_size =
| image = AntaraBuilding.jpg
| image = AntaraBuilding.jpg
| image_caption = Gedung Antara, Jakarta Pusat
| image_caption = Wisma Antara di Jakarta Pusat
| image_size = 200px
| image_size = 200px
| type = [[Badan usaha milik negara]]
| type = [[Badan usaha milik negara]]
Baris 36: Baris 36:
== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Antara News Office 17 August 1950 KR.jpg|jmpl|Seorang [[reporter]] Antara menggunakan [[Telegraf nirkabel|telegrafi nirkabel]] untuk menyiarkan suatu berita]]
[[Berkas:Antara News Office 17 August 1950 KR.jpg|jmpl|Seorang [[reporter]] Antara menggunakan [[Telegraf nirkabel|telegrafi nirkabel]] untuk menyiarkan suatu berita]]
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 dengan nama '''NV Kantor Berita Antara''' antara lain oleh [[Albert Manumpak Sipahutar]], [[Soemanang]], [[Adam Malik]],dan [[Pandu Kartawiguna|Pandoe Kartawigoena]]. Perusahaan ini awalnya menerbitkan sebuah [[buletin]] dengan nama 'Buletin Antara'.{{Sfn|Hakim|2020|p=xii}} Redaktur pertama perusahaan ini adalah [[Abdul Hakim (Wartawan)|Abdul Hakim]] dengan dibantu oleh [[Sanusi Pane|Sanoesi Pane]], [[Soemanang]], Mr. Alwi, [[Djohan Sjahroezah]], dan [[Sugondo Djojopuspito]].{{Sfn|Hakim|2020|p=xii}}{{Sfn|I.N.|1977|p=5}}<ref>{{Cite news|date=15 Juli 1941|title=Pernyataan Pimpinan Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA" tertanggal Batavia-C, 15 Juli 1941|work=Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA"|access-date=20 April 2021}}</ref>
''Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara'' didirikan pada tanggal [[13 Desember]] [[1937]], dimana pada saat itu diterbitkan untuk pertama kalinya, Buletin Antara, bertempat di jalan Raden Saleh Kecil No. 2, Jakarta. Para pendirinya antara lain [[Albert Manumpak Sipahutar]], Mr. [[Soemanang]], [[Adam Malik]] dan [[Pandu Kartawiguna|Pandoe Kartawigoena]], saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang.{{Sfn|Hakim|2020|p=xii}}


Pada tahun 1941, Soemanang menyerahkan jabatan direktur perusahaan ini kepada [[Sugondo Djojopuspito]], sementara redaktur tetap dijabat oleh [[Adam Malik]] yang merangkap sebagai wakil direktur. Pada tahun 1942, perusahaan ini memindahkan kantornya ke Noord Postweg 53, Paser Baroe (sekarang Jl. Pos Utara No. 53, Pasar Baru) bersama dengan [[Kantor Berita Domei]]. Soegondo juga pindah bekerja ke ''Shihabu'' (dinas kepenjaraan), sementara Adam Malik dan Albert Sipahutar tetap bekerja di perusahaan ini.
Redaktur pertamanya adalah [[Abdul Hakim (Wartawan)|Abdul Hakim]] dan dibantu oleh [[Sanusi Pane|Sanoesi Pane]], Mr. [[Soemanang]], Mr. Alwi, Sjaroezah, Sg. Djojopoespito.{{Sfn|Hakim|2020|p=xii}}{{Sfn|I.N.|1977|p=5}}<ref>{{Cite news|date=15 Juli 1941|title=Pernyataan Pimpinan Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA" tertanggal Batavia-C, 15 Juli 1941|work=Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA"|access-date=20 April 2021}}</ref>


Pada tahun 1946, saat ibu kota Indonesia dipindah ke [[Yogyakarta]], kantor perusahaan ini juga dipindah ke sana. Pada saat itu, direktur perusahaan ini adalah [[Adam Malik]], dengan pimpinan sehari-hari adalah [[Pangulu Lubis]] dan [[Rachmat Nasution]], ayah dari [[Adnan Buyung Nasution]].{{Sfn|Hakim|2020|p=xiii}}
Pada tahun 1941, jabatan Direktur oleh Mr. Sumanang diserahkan kepada [[Sugondo Djojopuspito]] (mantan mahasiswa RH usia 36 th pada waktu itu, kawan Soemanang yang juga mantan mahasiswa RH, yang bekerja di Biro Statistik), sedangkan jabatan Redaktur tetap pada [[Adam Malik]] yang merangkap sebagai Wakil Direktur.


Pada tahun 1962, pemerintah mengambil alih NV Kantor Berita Antara dan mengubahnya menjadi sebuah lembaga pemerintah dengan nama '''Lembaga Kantor Berita Nasional Antara''' (LKBN Antara). Pada tahun 2007, pemerintah mengubah status LKBN Antara menjadi [[perusahaan umum]] (Perum) agar LKBN Antara dapat lebih leluasa dalam menjalankan bisnisnya.<ref name="perum">{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2007|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/16263/PP-40-2007.pdf|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=18 Oktober 2023}}</ref>
Kemudian Kantor Antara tahun 1942 pindah ke Noord Postweg 53 Paser Baroe (sekarang Jl. Pos Utara No. 53 Pasar Baru) bersama dengan [[Kantor Berita Domei]], dan Soegondo pindah bekerja di Kantor Shihabu, sedangkan Adam Malik dan AM Sipahutar tetap menjadi pegawai Domei.

Tahun 1946, pada saat ibukota NKRI hijrah ke [[Yogyakarta]], maka kantornya juga berpindah kesana. Pada masa itu, Direkturnya adalah [[Adam Malik]], dengan pimpinan sehari-hari adalah Pangulu Lubis dan Rachmat Nasution, ayah dari [[Adnan Buyung Nasution]].{{Sfn|Hakim|2020|p=xiii}}

Pada tahun [[1962]], Antara resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional yang berada langsung di bawah [[Presiden Republik Indonesia]].
Lembaga Kantor Berita Nasional Antara atau disingkat LKBN Antara merupakan kantor berita terbesar di Indonesia, yang sifatnya semi pemerintah, walaupun ketika pertama kali didirikan oleh para wartawan nasionalis pada masa penjajahan Belanda sebelum PD II sepenuhnya merupakan usaha swasta.

Agar dapat memanfaatkan berbagai peluang bisnis dan untuk menghadapi tantangan konvergensi media sekaligus dapat mengemban tugas pencerdasan bangsa, maka Pemerintah di bawah kepemimpinan H. Susilo Bambang Yudhoyono mengubah status LKBN Antara menjadi Perusahaan Umum (Perum) pada tanggal 18 Juli 2007 melalui PP 40/2007.

Agar menjadi perusahaan yang sehat, LKBN Antara mulai menyusun Neraca Pembuka yang diselesaikan selama dua tahun setelah terbitnya SK Menteri Keuangan pada akhir September 2009. Sejak terbitnya Neraca Pembuka tersebut, kinerja keuangan LKBN Antara dapat dimonitor oleh para pemegang sahamnya.

== Status dan Pengurus ==
Status Lembaga Kantor Berita Nasional Antara kini adalah [[Badan Usaha Milik Negara]], di mana seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, di mana diatur oleh [[Peraturan Pemerintah]] Nomor 40 Tahun 2007.

Pengurus sekarang berbentuk Direksi dan Dewan Pengawas. Saat ini sebagai Direktur Utama adalah Meidyatama Suryodiningrat, dan tiga Direktur lainnya adalah Hempi Prajudi, Muhammad Munir dan Nina. Pemerintah juga mengangkat anggota Dewan Pengawas yang diketuai oleh Widodo Muktiyo dengan anggota Monang Sinaga, Widiarsi Agustina, dan Mayong Suryo Laksono.


== Lini masa ==
== Lini masa ==

Revisi per 18 Oktober 2023 08.24

6°10′52″S 106°49′26″E / 6.181°S 106.824°E / -6.181; 106.824

Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara
Sebelumnya
NV Kantor Berita Antara (1937 - 1962)
Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (1962 - 2007)
Badan usaha milik negara
IndustriPers
Didirikan13 Desember 1937; 86 tahun lalu (1937-12-13)
PendiriAlbert Manumpak Sipahutar
Soemanang
Adam Malik
Pandu Kartawiguna
Kantor pusatJakarta Pusat, DKI Jakarta
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Akhmad Munir[1]
(Direktur Utama)
Kemal Effendi Gani[2]
(Ketua Dewan Pengawas)
ProdukPlatform perdagangan elektronik
Merek
  • Branda
  • IMCS
Jasa
  • Penyediaan konten berita
  • Konsultansi komunikasi strategis
PendapatanPenurunan Rp 399,187 milyar (2022)[3]
Penurunan Rp 139,862 milyar (2022)[3]
Kenaikan Rp 128,665 milyar (2022)[3]
Total asetKenaikan Rp 393,831 milyar (2022)[3]
Total ekuitasKenaikan Rp 223,747 milyar (2022)[3]
PemilikPemerintah Indonesia
Karyawan
895 (2022)[3]
Anak usahaPT Antara Elektronik Transaksi Pratama
Situs webwww.antaranews.com

Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara atau biasa disingkat menjadi LKBN Antara, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang berperan sebagai kantor berita. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 34 kantor perwakilan di seantero Indonesia, serta kantor perwakilan luar negeri di Malaysia dan Tiongkok.[3][4]

Sejarah

Seorang reporter Antara menggunakan telegrafi nirkabel untuk menyiarkan suatu berita

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 dengan nama NV Kantor Berita Antara antara lain oleh Albert Manumpak Sipahutar, Soemanang, Adam Malik,dan Pandoe Kartawigoena. Perusahaan ini awalnya menerbitkan sebuah buletin dengan nama 'Buletin Antara'.[5] Redaktur pertama perusahaan ini adalah Abdul Hakim dengan dibantu oleh Sanoesi Pane, Soemanang, Mr. Alwi, Djohan Sjahroezah, dan Sugondo Djojopuspito.[5][6][7]

Pada tahun 1941, Soemanang menyerahkan jabatan direktur perusahaan ini kepada Sugondo Djojopuspito, sementara redaktur tetap dijabat oleh Adam Malik yang merangkap sebagai wakil direktur. Pada tahun 1942, perusahaan ini memindahkan kantornya ke Noord Postweg 53, Paser Baroe (sekarang Jl. Pos Utara No. 53, Pasar Baru) bersama dengan Kantor Berita Domei. Soegondo juga pindah bekerja ke Shihabu (dinas kepenjaraan), sementara Adam Malik dan Albert Sipahutar tetap bekerja di perusahaan ini.

Pada tahun 1946, saat ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta, kantor perusahaan ini juga dipindah ke sana. Pada saat itu, direktur perusahaan ini adalah Adam Malik, dengan pimpinan sehari-hari adalah Pangulu Lubis dan Rachmat Nasution, ayah dari Adnan Buyung Nasution.[8]

Pada tahun 1962, pemerintah mengambil alih NV Kantor Berita Antara dan mengubahnya menjadi sebuah lembaga pemerintah dengan nama Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN Antara). Pada tahun 2007, pemerintah mengubah status LKBN Antara menjadi perusahaan umum (Perum) agar LKBN Antara dapat lebih leluasa dalam menjalankan bisnisnya.[9]

Lini masa

Gagasan untuk mendirikan kantor berita ini timbul pada pikiran seorang wartawan muda, Albert Manoempak Sipahoetar, dan seorang mahasiswa ilmu hukum/RH, Raden Mas Soemanang Soerjowinoto, yang kemudian lebih dikenal sebagai Mr. Soemanang, dan juga sebagai Ketua PWI yang pertama pada tahun 1946. Mereka merasa tidak puas tehadap pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa di Hindia Belanda terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia, yang disiarkan Aneta (Algemeen Nieuws- en Telegraaf- Agentschap). Kantor berita Belanda itu menyebarkan hasil liputannya bukan saja di Hindia Belanda, melainkan juga di Eropa. Kalangan pergerakkan kebangsaan Indonesia, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di Eropa, menganggap berita di Aneta berat sebelah. Aneta bahkan sering sama sekali tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.

Masa Penjajahan Jepang

Sejak awal pendudukan Jepang, Antara menempati bagian bawah gedung Aneta di Pasar Baru, Jakarta Pusat, sebuah gedung bertingkat yang ditinggalkan bersamaan dengan menyingkirnya Belanda dari Indonesia. Tingkat atas ditempati oleh kantor berita Jepang, Domei. Gedung ini terletak di Jalan Pos Utara No.53, yang kini dikenal dengan nama Jalan Antara.

Jepang mula-mula memperbolehkan Antara melanjutkan kegiatannya dengan menggunakan namanya sendiri. Namun, sejak 29 Mei 1942, Antara harus mengganti namanya menjadi Yashima (八島), yang berarti semesta.

Masa kemerdekaan

Ketika Pemerintah pusat Republik Indonesia yang baru beberapa bulan merdeka hijrah ke Ibu kota Revolusi Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, pimpinan Antara juga memutuskan untuk mengungsikan kantor pusatnya ke Yogyakarta. Antara di Jakarta tetap di pertahankan, tetapi hanya sebagai kantor cabang.

Antara cabang Jakarta pernah memindahkan kantornya ke Gedung Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 ketika terjadi Aksi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, karena kantornya di Jalan Pos No.57 di segel oleh Belanda, sedangkan gedung di nomor 53 sudah ditempati oleh kantor berita Aneta, yang melakukan lagi kegiatannya di Indonesia sejak Belanda kembali bersama tentara Sekutu pada akhir PD II.

Pada saat terjadi Aksi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, banyak staf Antara di berbagai kota ikut bergerilya atau mempertahankan kelangsungan hidup dengan cara masing-masing. Para wartawan Antara di Bandung, Sjarief Soelaiman dan Dajat Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokal Pewarta Nasional (Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republiken. Sedangkan staf Antara Solo menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil di daerah gerilya sebagai konsumsi para gerilyawan dan untuk mengimbangi pemberitaan yang merugikan kedudukan Republik Indonesia.

Keadaan ini berlangsung sampai saat Belanda menarik kembali pasukannya dari Yogyakarta tujuh bulan kemudian, Juli 1949, dan Antara pusat dipulihkan di Jakarta pada bulan berikutnya.

Pendirian perusahaan

Kantor Antara di Jakarta pada tahun 1971

Ditetapkan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 tertanggal 18 Juli 2007,[10] untuk mengoptimalkan fungsi dan peranannya, Lembaga Kantor Berita Nasional Antara diubah statusnya menjadi BUMN.

LKBN Antara sekarang

Bila sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan pemancar dan buletin cetak, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan sistem teleteks dan kemudian menggunakan sistem komputerisasi. Mulai akhir tahun 90-an, pengiriman berita kepada 300 pelanggan menggunakan satelit/VSAT dan sejak tahun 2001 berita Antara dapat diakses melalui internet. Di luar negeri, sejak tahun 2007 LKBN Antara mempunyai kantor biro di Kuala Lumpur, Beijing, dan London. Karena alasan beban operasional tinggi, jumlahnya menciut dibanding sebelum tahun 2007 yang pernah memiliki 14 kantor perwakilan di luar negeri.

Kini dengan kepemimpinan baru di bawah Meidyatama Suryodiningrat, LKBN Antara menghasilkan berbagai konten berita teks, foto dan video yang menyasar lebih dari 300 pelanggan media. Perubahan status Lembaga Negara menjadi Perusahaan Umum (Perum) dimulai berdasarkan PP 40/2007 tertanggal 18 Juli 2007. Pemberian status Perum guna memudahkan kerja kantor berita perjuangan tersebut untuk menghadapi era konvergensi media dan tantangan bisnis media yang kian mengglobal. Diharapkan dengan berbadan hukum Perum, LKBN Antara dapat mengembangkan berbagai lini bisnis berbasis konten, komunikasi, pengelolaan data dan pendidikan media. Sebagian berita untuk pasar media diformat untuk publik melalui portal publik www.antaranews.com.

Kerja sama internasionalnya pun kian meluas. Antara bekerja sama dengan Reuters, Bloomberg, AFP dan Xinhua dalam skema komersial. Antara juga mengadakan kerjasama dengan Bernama (Malaysia) dan Thai News Agency (TNA) melalui jaringan AMEX (ASEAN New Exchange). Kerja sama regional dilakukan melalui Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA), International Islamic News Agency (IINA) di Jeddah, dan Non Aligned News Agency Pool (NANAP). Pada tahun 2007-2010, Antara dipercaya sebagai Presiden OANA.

Selain itu, Antara juga mengadakan pertukaran berita secara bilateral dengan Xinhua (China), IRNA dan MNA (Iran), MENA (Mesir), Yonhap (Korea Selatan), TAP (Tunisia), Anadolu (Turki), WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam), Azertac (Ajerbaizan), BTI (Bulgaria), EFE (Spanyol), CNA (Taiwan) dan sebagainya.

Layanan

Pasar utama produk layanan Antara adalah media (business to businesss). Kini Antara sedang melakukan diversifikasi produk untuk publik, baik melalui portal berita http://www.antaranews.com maupun portal berita daerah. Layanan Antara meliputi produksi berita teks, foto dan multimedia sebagai bisnis inti. Beberapa bisnis bukan inti adalah layanan teknis dan pemasaran bekerja sama dengan Reuters, Bloomberg, AFP, Xinhua dan DPA, selain jasa penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan penyelenggaraan kegiatan di Auditorium Adhiyana.

Selain menyasar pelanggan media, konten untuk masyarakat bisnis juga dikembangkan melalui unit bisnis IMQ. Layanan utama IMQ ini berupa layanan data seketika mengenai harga valuta asing, emas dan komoditas lainnya di bursa-bursa nasional dan internasional, serta informasi dari pusat-pusat bisnis di seluruh dunia.

Pustaka

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia, PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta:1988

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Dewan Direksi". Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal 23 September 2023. 
  2. ^ "Dewan Pengawas". Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal 23 September 2023. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2022". Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal 23 September 2023. 
  4. ^ "Sejarah Perusahaan". Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal 23 September 2023. 
  5. ^ a b Hakim 2020, hlm. xii.
  6. ^ I.N. 1977, hlm. 5.
  7. ^ "Pernyataan Pimpinan Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA" tertanggal Batavia-C, 15 Juli 1941". Pers-en Documentatie Bureau "ANTARA". 15 Juli 1941. 
  8. ^ Hakim 2020, hlm. xiii.
  9. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2007" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 18 Oktober 2023. 
  10. ^ "PP No 40 Tahun 2007" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-06-30. Diakses tanggal 2015-01-13. 

Daftar Pustaka

  • Hakim, Chappy (2020). Abdul Hakim, Wartawan Antara Dalam Kenangan Anak Cucu. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-623-241-201-9. 
  • I.N., H. Soebagio (1977). Sejarah Pers Indonesia. Jakarta: Dewan Pers. 

Pranala luar